MAJENE – Saat ini, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia rupanya belum kunjung membaik sehingga perlu mengambil langka-langka kongkrit untuk melakukan perbaikan.
Pernyataan ini, dituturkan
Direktur SD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) dalam kunjungan bersama rombongannya di ruang Pola Kantor Bupati Majene, Jumat (29/07/2022).
Diuraikan, salah satu langka yang dilakukan Kemendikbud Ristek, adalah dukungan seluruh pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten atau kota untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka.
“Kurikulum merdeka ini, merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang telah melalui uji coba pada saat Pandemi Covid-19,” sebutnya.
Ia mengungkapkan, Kemendikbud Ristek merespon dengan mengeluarkan kurikulum darurat dari 31 persen pada 2020 dan 2021. “Kita menemukan data bahwa, mampu menghadapi adanya lerlinlos yang terjadi di peserta didik kita,” ujarnya.
Untuk itu, upaya ini dapat dilanjutkan dengan meninisiasi kurikulum merdeka yang merupakan penyempurnaan kurikulum 2013 dan kurikulum darurat sehingga diharapkan mampu mengungkit kualitas pendidikan di Negara ini.
“Kita memberikan kelonggaran kepada guru-guru, sebagaimana yang biasa lakukan, artinya kalau di masa yang lampau kegiatan mengajar 24 jam dan mengajar di luar tambahan yang ada dalam intra kurikuler, maka kurikulum merdeka memasukan pembelajaran projek penguatan Pancasila sebagai bagian jam mengajar yang bisa dilaporkan guru-guru bersangkutan,” urainya.
Dikatakan, kurikulum merdeka tidak akan menghapus sertifikasi guru yang sudah memperoleh kurikulum mereka. “Kurikulum merdeka sudah di launcing sebagai salah satu kebjakan merdeka belajar dan sudah di perkenalkan dan disosialisasikan struktur skoder pendidikan di tahun ini,” jelasnya.
Melalui kurikulum merdeka lanjutnya, sangat sederhana sehingga peserta didik tidak hanya fokus belajar konten, tetapi mendalami kompetensi yang diperlukan untuk menjadi SDM yang berkualitas.
“Kemerdekaan peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, kemudian ada kemerdekaan bagi guru untuk menerapkan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik, yaitu menerapkan pembelajaran berdikrenseasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, memasukan interpensi teknologi dan informasi serta komunikasi dalam pelatihan kurikulum merdeka, yaitu memperkenalkan plafon merdeka mengajar sebuah plafon menjadi sumber belajar bagi semua pihak. “Dan tidak hanya guru, kepala sekolah tapi juga dari dinas pendidikan, dan semua masyarakat yang ingin mengenai kurikulum merdeka,” bebernya.
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Majene Ardiansyah menyatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene mendukung program merdeka belajar yang diprogramkan Kemendikbud Ristek dan berharap seluruh sekolah di Majene mengimplementasikan program kurikulum merdeka, baik melalui bantuan APBN atau secara mandiri.
“Saya mengajak segenap guru-guru, kepala sekolah untuk memaksimalkan potensi di setiap daerah atau sekolah untuk menerapkan implementasi program kurikulum merdeka,” ajaknya.
Ia yakin, kurikulum merdeka akan menjawab tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. “Sekali lagi kami mendukung dan mengucapkan selamat pada sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka belajar, semoga ini bermanfaat buat generasi kita di masa yang akan datang,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Disdikpora Majene, Kepala BPMP, Anggota DPRD Majene dari Komisi III, Korwas dan para Kepala Sekolah serta undangan lainnya. (shr)
Komentar